MAN 1 Lebak Terapkan Kurikulum Berbasis Cinta untuk Cegah Degradasi Moral

Jasa Pembuatan Lagu

Lebak, Jurnalkota.co.id

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kabupaten Lebak, Banten, menerapkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai upaya membentuk karakter peserta didik sekaligus mencegah degradasi moral di kalangan pelajar.

Kepala MAN 1 Lebak, Dudi Rafiudin, mengatakan bahwa penerapan KBC merupakan kebijakan Kementerian Agama yang bertujuan menekan berbagai perilaku negatif di lingkungan sekolah, seperti perkelahian, perundungan (bullying), penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, hingga kebiasaan merokok dan mabuk.

“Kurikulum ini memiliki tiga pendekatan utama, yaitu penguatan karakter, kepedulian terhadap lingkungan, dan peningkatan akademik. Melalui pendekatan itu, kami ingin mencetak siswa yang berakhlak mulia, religius, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan,” ujar Dudi di Lebak, Sabtu (25/10/2025).

Ia berharap ketiga pendekatan tersebut dapat menjadi kebiasaan dalam keseharian di sekolah sehingga menumbuhkan rasa cinta, kecerdasan emosional, dan semangat kebersamaan antarsesama.

Diterapkan Secara Bertahap

Kepala Seksi Kurikulum MAN 1 Lebak, Dena Yemin Meisendi, menuturkan bahwa sosialisasi penerapan KBC sudah dilakukan sepenuhnya dengan melibatkan Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI.

Namun, dari seluruh tenaga pendidik, baru sekitar 10 persen guru yang mengikuti pelatihan KBC.

“Sebagian guru hari ini sedang mengikuti pelatihan lanjutan di Surabaya,” ujar Dena.

Menurutnya, penerapan KBC diyakini dapat membangun hubungan harmonis antara guru dan siswa, juga antara manusia dengan Tuhan dan alam sekitar.

“Melalui kurikulum ini, kami ingin menumbuhkan kasih sayang, saling menghormati, dan semangat gotong royong. Pendidikan harus diwarnai dengan cinta, bukan kekerasan,” katanya.

Sinergi Dua Kementerian

Dena menambahkan, MAN 1 Lebak tetap menerapkan kurikulum nasional, tetapi berkolaborasi dengan konsep KBC yang dikembangkan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Saat ini, sekolah tersebut memiliki 588 siswa dengan 19 rombongan belajar (rombel). Penerapan KBC dijadwalkan mulai diimplementasikan secara terbatas pada tahun ajaran 2025/2026.

“Kami berharap penerapan kurikulum ini benar-benar mampu mencegah degradasi moral di tengah derasnya arus globalisasi,” pungkas Dena.

 

 

 

Penulis: Noma
Editor: Antoni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *