Tanjungpinang, Jurnalkota.co.id
Suasana Kota Tanjungpinang tampak semarak pada Sabtu (30/8/2025) malam. Ribuan warga memadati Jalan Daeng Marewa untuk menyaksikan pelepasan peserta Gerak Jalan Proklamasi 45 kilometer yang menjadi tradisi tahunan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah, bersama Wakil Wali Kota Raja Ariza secara resmi melepas 173 regu dari garis start di Kantor Wali Kota. Setiap regu terdiri dari puluhan peserta yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari komunitas, instansi pemerintah, hingga masyarakat umum.
Kembali Digelar Setelah Lama Vakum
Lomba gerak jalan jarak jauh ini terakhir kali dilaksanakan pada 2017. Setelah tujuh tahun vakum, tahun ini pemerintah kota kembali menghidupkan tradisi tersebut. Antusiasme masyarakat terlihat tinggi. Sepanjang rute, warga berdiri di tepi jalan untuk memberi semangat, bahkan tak sedikit yang membawa peralatan musik sederhana untuk menambah meriahnya suasana malam.
Lis Darmansyah menuturkan, gerak jalan bukan hanya sekadar lomba ketahanan fisik, tetapi memiliki nilai simbolis yang kuat. “Gerak jalan ini sudah menjadi kegiatan yang selalu dinantikan masyarakat. Semoga melalui kegiatan ini kita bisa menumbuhkan semangat nasionalisme, mempererat kebersamaan, sekaligus menggerakkan perekonomian Kota Tanjungpinang,” kata Lis Darmansyah.
Ajang Persatuan dan Sportivitas
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga sportivitas sepanjang kegiatan. “Berkompetisi secara sehat, jaga kerukunan, dan hindari hal-hal yang dapat memicu keributan. Tunjukkan penampilan terbaik, sehingga lomba ini menjadi kebanggaan kita bersama,” ujar Lis Darmansyah.
Bagi masyarakat Tanjungpinang, gerak jalan 45 kilometer dikenal sebagai salah satu agenda besar yang menyedot perhatian publik. Peserta akan menempuh rute panjang hingga garis finis di Tugu Sirih, kawasan Tepi Laut, yang menjadi ikon kota.
Simbol Perjuangan
Kegiatan ini disebut Gerak Jalan Proklamasi karena merepresentasikan semangat perjuangan para pahlawan bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Jarak tempuh yang panjang dianggap sebagai lambang ketangguhan dan daya juang.
Sejumlah peserta mengaku sudah menyiapkan diri sejak jauh hari, baik dari segi fisik maupun kekompakan regu. “Kami rutin latihan setiap sore untuk melatih stamina. Meski lelah, semangat kami tetap tinggi karena ini bukan hanya soal lomba, tapi bagian dari perayaan kemerdekaan,” ujar Dapit, salah satu peserta dari kalangan masyarakat umum.
Di sisi lain, keberlangsungan acara ini juga memberi dampak ekonomi. Pedagang makanan, minuman, hingga pernak-pernik kemerdekaan terlihat ramai diserbu pengunjung. Hotel dan penginapan di sekitar pusat kota juga mulai dipadati tamu dari luar daerah yang datang khusus untuk menyaksikan lomba.
Agenda Tahunan
Pemerintah Kota Tanjungpinang berencana menjadikan kembali Gerak Jalan Proklamasi sebagai agenda tahunan. Selain melestarikan tradisi, kegiatan ini juga dinilai efektif sebagai sarana promosi pariwisata kota.
“Gerak jalan ini bukan hanya olahraga, tapi sudah menjadi festival rakyat yang identik dengan Tanjungpinang. Kami berharap kegiatan ini akan terus berlanjut dan semakin besar ke depannya,” kata Lis Darmansyah.
Ratusan regu peserta diperkirakan tiba di garis finis pada Minggu dini hari setelah menempuh perjalanan belasan jam. Bagi warga, begadang menanti regu yang lewat bukanlah beban, melainkan bagian dari perayaan yang penuh makna.
Gerak Jalan Proklamasi 45 kilometer pun kembali menjadi bukti bahwa semangat kebersamaan dan cinta tanah air tetap hidup di tengah masyarakat Tanjungpinang. (*)







