Karimun, Jurnalkota.co.id
Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad bersama Wakil Gubernur (Wagub) Nyanyang Haris Pratamura meninjau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Karimun, pada Kamis (4/9/2025).
Peninjauan dilakukan di dua sekolah, yakni SD Negeri 013 Karimun di Jalan Teluk Air Nomor 02 dan SMA Negeri 1 Karimun di Jalan Raja Oesman Kapling. Dalam kunjungan ini, Ansar dan Nyanyang didampingi sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri.
Rombongan juga menyambangi Dapur SPPG di Ruko Nikolia, Jalan Oesman Kapling, yang menjadi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi di Karimun.
Sasar 60 Ribu Penerima Manfaat
Program MBG di Kabupaten Karimun ditargetkan menyasar 60.980 penerima manfaat melalui 32 satuan pelayanan yang tersebar di 286 sekolah. Total penerima manfaat terdiri dari 21.316 siswa dan 13.610 penerima tambahan dari kalangan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD.
Rinciannya meliputi 164 PAUD dengan 5.513 siswa, 14 PKBM 1.058 siswa, 152 SD 28.980 siswa, 64 SMP 13.344 siswa, 27 SMA 8.450 siswa, 9 SMK 3.235 siswa, dan 5 SLB 400 siswa.
Sedangkan penerima tambahan terdiri dari 1.644 ibu hamil, 474 ibu menyusui, serta 11.492 balita non-PAUD.
Secara keseluruhan, Program MBG Kepri menargetkan 516.149 penerima manfaat melalui 253 satuan pelayanan di 3.354 sekolah pada seluruh kabupaten/kota.
Komitmen Tingkatkan SDM
Ansar Ahmad menegaskan, program MBG merupakan wujud komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini.
“Program Makan Bergizi Gratis ini bukan sekadar memenuhi kebutuhan pangan anak-anak, tetapi juga investasi masa depan. Anak-anak yang sehat dan kuat akan menjadi generasi emas yang mampu membawa Kepri lebih maju,” ujar Ansar Ahmad.
Ansar Ahmad berharap pelaksanaan MBG berjalan konsisten dan terukur, sehingga mampu menurunkan angka stunting, meningkatkan kualitas pendidikan, serta memperkuat ketahanan pangan daerah.
Sementara itu, Nyanyang Haris Pratamura menambahkan, program MBG juga menumbuhkan kepedulian dan kebersamaan di tengah masyarakat.
“Dengan adanya dapur pelayanan gizi di setiap daerah, masyarakat ikut berpartisipasi menjaga kualitas makanan. Ini bukan hanya soal memberi makan, tetapi juga membangun budaya sehat di lingkungan keluarga dan sekolah,” kata Nyanyang. (*)







